Monday, January 14, 2013

Bikin Muka Orang Cepat Tua

8 Kebiasaan Buruk yang Bikin Muka Orang Cepat Tua 

Seperti apa wajah orang saat tua, itu tergantung bagaimana ia menjalani hidup ketika muda. Orang-orang tua yang masih bugar di usia senja sebagian besar karena pilihan dan gaya hidup yang baik sejak dini. Karena beberapa kebiasaan bisa membuat tampang orang terlihat cepat tua.

Pilihan gaya hidup tertentu dapat membuat kita nampak dan merasa lebih tua daripada usia sebenarnya.

Berikut 8 penyebab yang mempercepat proses penuaan seperti dilansir EverydayHealth.com, Kamis (24/11/2011):

Merokok
Bukan rahasia lagi bahwa merokok buruk bagi kesehatan. Tapi jarang yang sadar bahwa merokok juga dapat merusak penampilan.

Penelitian menunjukkan bahwa selain memperpendek hidup dengan cara meningkatkan resiko penyakit jantung dan paru-paru, merokok dapat mengaktifkan enzim yang memecah elastisitas kulit. Bahkan untuk orang yang bukan perokok berat, kerutan halus dan kulit pucat dapat muncul disebabkan rokok.

Kecelakaan DietBanyak perempuan yang ingin segera menurunkan berat badan sebanyak 4-5 kg menjelang ulang tahun atau acara penting. Menjadi langsing dengan cepat memang menggoda, tapi kecelakaan diet bukanlah hal yang baik.

Diet instan bukan solusi jangka panjang, bahkan dapat menjadi ancaman. Penelitian menunjukkan bahwa program diet dapat membuat tubuh merasa lebih tua karena mengurangi energi, mengacaukan konsentrasi, dan membuat tertekan dan mudah tersinggung.

Kecelakaan diet juga dapat menyebabkan kulit keriput dan kendur karena penuaan kulit, berkurangnya elastisitas, dan kurangnya penyesuaian kulit dengan penurunan berat badan.

Pengelolaan berat badan penting bagi kesehatan lansia, tetapi cobalah untuk tidak menurunkan berat badan lebih dari 0,5 - 1 kg dalam seminggu.

Kurang TidurTubuh membutuhkan waktu tidur tujuh atau delapan jam setiap malam untuk kesehatan yang optimal. Kurang tidur dapat membuat tubuh tidak berfungsi dengan baik, juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan berakibat pada kesehatan ketika tua.

Jika jam tidur sudah wajar namun masih merasa kurang tidur pada siang hari, berkonsultasilah dengan dokter untuk mencari tahu kemungkinan gangguan tidur seperti sleep apnea yang umum dijumpai pada lansia.

Menghindari Buah dan SayuranSemakin tua, tubuh membutuhkan kalori lebih sedikit. Untuk menghasilkan penuaan yang sehat dan mengurangi kulit keriput, makanlah makanan berkalori dari sumber yang bergizi.

Sumber terbaik adalah buah-buahan dan sayuran berwarna. Pastikan juga untuk mengkonsumsi ikan yang mengandung asam lemak omega 3 untuk jantung sehat, serta banyak serat dari biji-bijian.

Memendam dendamHidup terlalu singkat dan berharga untuk lama memendam dendam. Mengikhlaskan dan memaafkan dapat membuat hidup lebih lama dan lebih produktif.

Penelitian menunjukkan bahwa pemaafan dapat mengarah pada kesejahteraan fisik, psikologis, dan spiritual yang lebih baik. Manfaatnya antara lain menurunkan tekanan darah serta mengurangi depresi, stres dan kecemasan.

StresPenelitian menunjukkan bahwa melepaskan stres dapat membantu tubuh mengurangi gangguan mental dan menjaga pikiran tetap muda. Cobalah untuk mengenali penyebab stres dan temukan cara untuk menghindarinya atau mengurangi efeknya melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau olahraga.

Kebanyakan dudukAktivitas fisik yang teratur penting untuk penuaan yang sehat, menghindari penyakit jantung, dan menjaga tingkat stres tetap aman. Salah satu alasan utama berolahraga adalah untuk mencegah cedera.

Cedera dapat membatasi pergerakan dan berpotensi mengancam kesehatan lansia. Penelitian menunjukkan bahwa 30 menit saja berjalan selama tiga kali seminggu dapat menurunkan risiko jatuh, penyebab utama cedera yang pada lansia.

Minum AlkoholMinum alkohol dalam taraf sedang kabarnya baik untuk kesehatan. Tapi untuk lansia, sebanyak apakah yang dianggap sedang? Menurut American Geriatrics Society, lebih dari satu gelas sehari pada pria tua dan setengah gelas untuk wanita tua sudah terlalu banyak.

Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan penurunan fungsi mental dan dapat menyebabkan jatuh. Alkohol juga dapat mengganggu khasiat beberapa obat. Tanyakan pada dokter berapa banyak alkohol yang aman untuk lansia, jika ada.

Bisa Mengalami Ejakulasi Dini.

Hebo..Perempuan Juga Bisa Mengalami Ejakulasi Dini


Ternyata bukan hanya laki-laki yang bisa mencapai puncak kenikmatan seksual terlalu dini, karena perempuan juga bisa mengalami ejakulasi dini atau dikenal dengan orgasme prematur.

Sebuah studi baru menemukan beberapa perempuan kadang mengalami orgasme lebih cepat saat melakukan hubungan seks (orgasme prematur). Kondisi ini merupakan salah satu masalah yang kronis.

"Bagi perempuan, orgasme prematur lebih dari sekedar mengganggu. Kami pikir hal ini adalah suatu kondisi yang serius sama seperti ejakulasi dini pada laki-laki," ujar peneliti Sarafim Carvalho dari Hospital Magalhaes Lemos di Porto, Portugal, seperti dikutip dari LiveScience, Kamis (27/10/2011).

Disfungsi seksual pada perempuan memang belum mendapat perhatian serius seperti yang terjadi pada laki-laki. Hal ini karena disfungsi seksual pada laki-laki sudah resmi terdaftar, tapi tidak untuk orgasme dini pada perempuan.

Carvalho dan rekan melakukan survei terhadap 510 perempuan Portugis berusia 18-45 tahun yang berisi kuesioner tentang frekuensi orgasme dini, apakah perempuan pernah kehilangan kontrol saat orgasme, apakah merasa tertekan dengan masalah ini serta apakah puas dengan hubungannya.

Diketahui sekitar 40 persen perempuan kadang mengalami orgasme lebih awal dari yang diinginkannya, dan 14 persen perempuan melaporkan lebih sering mengalami orgasme dini yang kemungkinan memerlukan perhatian klinis. Hasil studi ini telah dilaporkan dalam jurnal Sexologies.

Kasus yang ekstrem ditemui sekelompok perempuan yang melaporkan mengalami kurangnya kontrol saat orgasme yang terjadi sangat dini selama hubungan seksual, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pribadi maupun pada pasangan.

Laporan yang diterima oleh peneliti adalah perempuan ini menggambarkan ketidaknyamanan orgasme prematur mirip dengan apa yang dirasakan oleh laki-laki saat mengalamai ejakulasi dini.

Orgasme dini pada perempuan umumnya tidak memberikan kesempatan pada pasangan untuk mencapai kepuasan seksual, karena biasanya jika seseorang sudah mengalami orgasme maka ia menjadi tidak nyaman untuk melanjutkan hubungan seks akibat adanya perubahan suasana hati.


Peneliti menyarankan bagi para perempuan untuk tidak malu membicarakan kondisinya dengan dokter, meski bukan masalah yang serius tapi bisa berdampak pada kualitas serta kehidupan seksualnya.

Tingkatkan Gairah Seks.

Torpedo (Penis) Kambing Tingkatkan Gairah Seks. 

Berbahagialah laki-laki yang kebagian torpedo kambing, para dokter membenarkan bahwa bagian ini bisa meningkatkan gairah seks. Tapi awas jangan berlebihan, sebab kandungan kolesterolnya juga bisa mengancam jantung dan pembuluh darah.

Torpedo atau penis kambing diketahui mengandung testosteron, yang di dalam tubuh manusia disebut hormon laki-laki dan diyakini paling berperan dalam memelihara fungsi seksual. Salah satu fungsinya adalah membangkitkan libido alias gairah seksual.

Hal itu dibenarkan oleh pakar hidup sehat dari Perpasti (Perkumpulan Praktisi Awet Sehat Indonesia), dr Phaidon L Toruan, MM. Meski demikian, ia berpesan agar para laki-laki tidak terlalu menggantungkan harapan pada torpedo kambing karena tetap ada sisi negatifnya.

"Di dalam tubuh, testosteron juga akan dipecah jadi kolesterol. Kalau berlebihan, efeknya malah bisa menyumbat pembuluh darah. Maunya bergairah, salah-salah justru sakit jantung nantinya," ungkap dr Phaidon saat dihubungi detikHealth, Minggu (6/11/2011).

Pendapat senada juga disampaikan oleh praktisi klinis dari Universitas Indonesia, Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH. Menurutnya tidak salah jika torpedo kambing dikatakan bisa meningkatkan gairah seks, karena mengandung protein arginin yang bisa meningkatkan senyawa nitro oksida (NO).

Pada alat kelamin laki-laki, senyawa ini sangat dibutuhkan dalam proses ereksi. Beberapa obat untuk mengatasi disfungsi ereksi juga bekerja dengan meningkatkan kadar NO di penis sehingga pembuluh darah melebar dan ereksi bisa berlangsung lebih lama.

"Bahwa torpedo kambing ada manfaatnya bagi fungsi seksual laki-laki, itu benar karena memang ada kandungan protein yang disebut arginin. Tapi memang tidak sehebat yang dibayangkan, saya pikir itu karena terlalu di-blow up saja," ungkap Dr Ari.

Sayangnya pakar seksologi dari Universitas Udayana, Prof Dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS agak berbeda sependapat. Menurutnya, arginin tidak hanya terdapat di dalam torpedo kambing tetapi juga bisa ditemukan di setiap bagian tubuh manusia.

"Apakah di torpedo juga banyak arginin, tentu diperlukan penelitian. Tapi andaikata benar, tidak berarti dengan langsung memakan torpedo pasti bermanfaat. Yang pasti, torpedo hanya mitos belaka," tegas Prof Wimpie melalui SMS yang dikirim untuk detikHealth.

Jika ditarik kesimpulan, maka para laki-laki boleh meyakini bahwa secara teori penis atau torpedo kambing bisa meningkatkan gairah seks. Namun jika secara ilmiah belum ada bukti kuat untuk mendukungnya, maka sebaiknya memang jangan berharap terlalu banyak.


Kalaupun ada laki-laki yang sangat membutuhkan pendongkrak gairah saat bercinta, dr Phaidon menyarankan untuk mengonsumsi jinten hitam (Nigella sativa Linn.). Menurutnya jinten hitam lebih aman dibanding torpedo kambing karena tidak mengandung kolester

Kemampuan Orgasme Perempuan.

Cara Berjalan Mencerminkan Kemampuan Orgasme Perempuan

Tidak semua perempuan bisa mencapai orgasme dengan mudah saat berhubungan seks, ada yang butuh waktu sangat lama atau bahkan tidak pernah mengalaminya. Menurut pakar, kemampuan orgasme seorang perempuan bisa dilihat dari cara berjalan.

Pakar seksualitas perempuan dari Northwestern University, Dr Laura Berman mengatakan perempuan yang sering mencapai orgasme saat berhubungan seks memiliki cara berjalan yang berbeda. Bagi yang masih perawan, kemampuannya di ranjang saat sudah bersuami juga bisa diprediksi dari perbedaan ini.

"Menurut penelitian, perempuan yang berjalan dengan lincah, berenergi, sensual dan merdeka cenderung memiliki lebih banyak riwayat orgasme vaginal," ungkap Dr Berman dalam salah satu tulisannya seperti dikutip dari Suntimes, Selasa (25/10/2011).

Cara berjalan seperti itu, menurut Dr Berman menunjukkan bahwa otot panggul di sekitar vagina tidak berada dalam kondisi lemah dan terkunci. Kondisi tersebut sangat memungkinkan terjadinya orgasme vagina, yakni orgasme akibat rangsangan di dalam liang sanggama.

Secara psikologis, perempuan yang berjalan dengan penuh energi biasanya juga memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang cara berjalannya tidak bersemangat. Rasa percaya diri membuat perempuan lebih berani mengeksplorasi kebutuhan seksualnya, sehingga lebih mudah mencapai orgasme.

Namun Dr Berman mengakui hubungan antara orgasme dengan cara berjalan mirip ibaratnya seperti telur dan ayam, sulit dipastikan mana yang lebih dulu ada. Cara berjalan seperti itu bisa saja meningkatkan peluang orgasme, namun bisa juga pengalaman orgasme yang mempengaruhi cara berjalan.


Terlepas dari benar tidaknya teori ini, Dr Berman mengatakan bahwa pada dasarnya setiap perempuan lebih dianjurkan untuk berjalan dengan penuh energi dan jangan ragu untuk menggoyangkan pinggul. Berjalan dengan penuh semangat akan membuat postur tubuh dan tulang lebih kokoh dan tidak mudah cedera.

Menghindari kangker payudara

Menghindarkan Kanker Payudara 
Beberapa wanita percaya menyangga payudara secara terus menerus bisa menghindari payudara turun. Namun kebiasaan itu ternyata bisa memicu peningkatan suhu tubuh sekitar payudara yang lama-lama berisiko terkena kanker.


Dua ilmuwan Sydney Singer dan istrinya Soma Grismaijer pada tahun 1991 melakukan penelitian mengenai berapa lama waktu yang ideal untuk memakai penutup dada wanita atau bra?

Jawabannya ternyata kurang dari 12 jam. Wanita yang ingin menghindari kanker payudara harus memakai bra dalam waktu sesingkat mungkin, dan sebaiknya kurang dari 12 jam per hari.

Singer dan Grismaijer mempelajari kebiasaan memakai bra 4.500 wanita di lima kota di seluruh Amerika Serikat. Hasil studinya telah dipublikasikan dalam sebuah buku Dressed To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras.

Hasil studi menunjukkan wanita yang memakai bra selama 24 jam sehari berisiko paling tinggi terkena kanker payudara. Sedangkan wanita yang jarang memakai bra paling sedikit risikonya.

Perbandingan hasil studi tersebut menunjukkan:
  1. 3 dari 4 wanita yang memakai bra 24 jam per hari
  2. 1 dari 7 wanita yang memakai bra lebih dari 12 jam per hari, tetapi tidak menggunakannya saat tidur
  3. 1 dari 152 wanita yang memakai bra kurang dari 12 jam per hari
  4. 1 dari 168 wanita yang jarang atau bahkan yang tidak pernah memakai bra sama sekali

Jadi risiko wanita yang memakai bra selama 24 jam memiliki 125 kali lipat risiko terkena kanker payudara dibanding yang jarang memakai bra.

Waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan payudara dengan tanpa memakai bra adalah saat tidur. "Jangan tidur dengan bra," kata Sydney Singer, seperti dilansir dari chetday, Jumat (23/4/2010).

Memijat payudara disertai menarik napas panjang setiap kali melepas bra dapat memperlancar aliran getah bening dan mencegah berkembangnya kanker pada payudara.

Sistem limfatik pada payudara hanya berkembang sepenuhnya selama kehamilan dan menyusui, sehingga wanita yang memakai bra sehari-hari, menunda memiliki anak dan yang tidak menyusui dapat terkena risiko kanker payudara lebih tinggi.

Sekitar 75 persen wanita yang terkena kanker payudara sebenarnya tidak memiliki faktor risiko kanker. Hal ini memunculkan dugaan bahwa penggunaan bra yang tidak pas atau terus-terusan memakai bra merupakan faktor yang dapat menjelaskan hal tersebut.

Ukuran bra yang tidak tepat atau terlalu ketat dapat membantu pertumbuhan kanker di payudara. Karena bra yang salah dapat menghambat penetralan bahan kimia berbahaya dalam tubuh yang menyebabkan kanker. Dan sekitar 80 persen wanita menggunakan bra yang salah.

Alasan utama mengapa bra yang ketat dapat membahayakan kesehatan adalah karena bisa membatasi aliran getah bening di payudara. Normalnya, cairan getah bening mencuci bahan limbah dan racun lain, serta menjauhkannya dari payudara.

Menggunakan bra terlalu lama juga meningkatkan suhu jaringan payudara, dan wanita yang memakai bra memiliki kadar hormon prolaktin (hormon yang berfungsi merangsang kelenjar air susu) yang lebih tinggi. Kedua hal ini dapat mempengaruhi pembentukan kanker

mendeteksi kangker payudara

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua yang menyerang perempuan setelah kanker mulut rahim di Indonesia. Sampai sekarang belum diketahui penyebabnya secara pasti, sehingga dibutuhkan deteksi dini stadium kanker, yaitu stadium nol dengan menggunakan mamografi.

Penderita pasien payudara setiap tahun semakin meningkat. Berdasarkan data dari International Agencies for Research on Cancer (IARC) tahun 2005, kasus baru di Indonesia sekitar 26 per 100.000 perempuan setiap tahun, dan sebagian besar dalam keadaan stadium lanjut.

Deteksi dini stadium nol dibutuhkan untuk menemukan penderita kanker pada stadium rendah (down staging), sehingga presentase kemungkinan untuk dapat disembuhkan tinggi.

Mamografi merupakan modalitas untuk deteksi dini atau skrining kanker payudara dengan menggunakan sinar X. Alat ini mampu memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk yang terkecil hingga kurang dari 5 mm (stadium nol).

Pada stadium nol, mamografi dapat memperlihatkan adanya mikrokalsifikasi, yaitu suatu benjolan yang tidak dapat teraba baik oleh perempuan itu sendiri maupun dokter sekalipun, hingga benjolan tersebut berukuran 1 cm atau lebih.

Stadium nol adalah merupakan stadium pre kanker, dimana massa tumor belum keluar dari kelenjar susu maupun saluran susu (LCIS atau DCIS).

"Bila stadium nol dapat segera dideteksi, maka kemungkinan sembuh masih sangat besar," ujar Dr Sariningsih Hikmawati, Sp.Rad, Staf Medik Fungsional Bidang Radiologi RS Kanker Dharmais, dalam acara penyuluhan awam bertajuk 'Manfaat Pemeriksaan Mamografi' di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Selasa (11/5/2010).



Mamografi Mendeteksi Kanker Payudara 

Menurut data Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) tahun 2003, prognosis daya tahan hidup penderita kanker payudara (survival rate) per stadium sebagai berikut:
  1. Stadium 0 (massa tumor belum keluar dari kelenjar susu maupun saluran susu): 10 tahun bertahan hidup 98 persen
  2. Stadium 1 (massa tumor masih terbatas pada payudara): 5 tahun bertahan hidup 85 persen
  3. Stadium 2 (telah ada keterlibatan kelenjar getah bening pada ketiak): 5 tahun bertahan hidup 60-70 persen
  4. Stadium 3 (massa tumor telah menyebar pada otot dan dinding dada atau kelenjar getah bening di atas supraklavikula): 5 tahun bertahan hidup 30-50 persen
  5. Stadium 4 (kanker telah menyebar ke organ lain): 5 tahun bertahan hidup 15 persen


Dr Sari mengatakan, perempuan di atas usia 40 tahun dianjurkan melakukan skrining mamografi setiap 1-3 tahun sekali. Hal ini karena perempuan dengan usia diatas 40 tahun sangat berisiko terkena kanker payudara.
Faktor risiko lainnya pada perempuan antara lain:

  1. Mengalami haid pertama pada usia kurang dari 12 tahun
  2. Berhenti haid (menopause) di atas usia 50 tahun
  3. Tidak mempunyai anak
  4. Kehamilan pertama di atas usia 35 tahun
  5. Menjalani terapi hormonal
  6. Memiliki riwayat tumor jinak sebelumnya
  7. Memiliki riwayat keluarga terkena kanker payudara (faktor keturunan)

Tapi Dr Sari tidak menganjurkan melakukan skrining mamografi pada perempuan dibawah usia 35 tahun atau yang belum menikah. Hal ini karena pada usia tersebut payudara masih dalam keadaan kencang, dan bila dilakukan skrining mamografi tidak bisa menampakkan hasil yang maksimal karena masih tertutup hormon.

Namun, skrining masih tetap bisa dilakukan untuk perempuan usia dibawah 35 tahun, yaitu dengan menggunakan Ultrasonografi (USG). Sayangnya, dengan menggunakan USG kita tidak dapat melihat adanya mikrokalsifikasi atau deteksi stadium n

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review