Wednesday, May 16, 2012

PRS

PRS


Pada postingan ini saya akan membahas tentang LOMBA MUSISI yang tepatnya tentang lomba PRS merupakan lomba yang tersulit kETIGA setelah PP dan PK,pada lomba kali ini sebagai perwakilan SMA MUHAMADIYAH 1 PONOROGO kami mengirimkan 2 orang anak yaitu:
1.      TIGO WATI
2.      SITI FATIMAH
klik baca selengkapnya apabila ingin membaca!!!!

Contoh artikel prs

Palang Merah Indonesia didirikan sebagai alat perjuangan. Sebagai bagian dari gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, PMI menolong penderitaan manuasia tanpa pilih kasih, tanpa memandang sebab korbanya.
Salah satu program utama Palang Merah Indonesia (PMI) ialah pembinaan remaja melalui gerakan Palang Merah Remaja. Upaya pembinaan ini memfokus pada tiga kegiatan terpadu, mencakup kesehatan dan kebersihan, persahabatan nasional dan internasional, serta pengabdian pada masyarakat.
AIDS kian merebak dan kian mengancam siapa saja dimana saja. Termasuk remaja di Asia. Sebagai bagian dari kepedulian bersama terhadap merebaknya AIDS di Asia, khusunya dikalangan remaja dibentuk Asian Red Cross and Red Crecent AIDS teask force ( ART), dengan dukungan organisasi dan manajemen dari kantor Regional Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Asia di Kuala Lumpur. Berdasarkan pelajaran dari uji coba kegiatan serupa dibeberapa negara di Indocina, semua anggota ART, termasuk PMI, menyepakati beberapa hal sebagai berikut :
• Penanggulangan AIDS dikalangan remaja seyogyanya menggunakan pendekatan keterampilan hidup ( Life Skill Approach ) alih pendekatan pencegahan penyakit (Disiase prevention )
• Fokus kegiatan ialah Pendidikan Remaja Sebaya ( Peer Education ) alih pengajaran konvensional dari orang dewasa kepada remaja.

Masa remaja merupakan peralihan anak ke dewasa, yang sangat rentan terhadap pengaruh berbagai risiko perilaku. Kerentanan ini semakin meningkat seiring dengan dampak global kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan terjadinya pengaruh perilaku hidup bebas akibat mudahnya memperoleh akses informasi dan komunikasi global.
Remaja di berbagi daerah saat ini dihadapkan pada situasi dan kondisi rentan yang mengancam kesehatan dan kesejahteraannya antara lain :
• Berisiko tertular HIV / AIDS dan PMS
• Terlibatnya dalam penyalahgunaan NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif)
• Kerentanan terhadap tindak kekerasan baik fisik maupun mental (Masalah perkosaan, eksploitasi sexual)
• Perilaku sex bebas, kehamilan dini yang tidak diinginkan, aborsi.
• Mengalami tindakan diskriminasi.
• Rentan terhadap pengangguran.

Berbagai permasalahan remaja tersebut di atas memerlukan penanganan yang komprehensip. Kondisi dan situasi kehidupan remaja saat ini yang sangat lekat dengan berbagai tekanan dan pengaruh negatif memerlukan dikembangkannya sikap tegas, kemampuan menolak dan kemampuan untuk memutuskan hal – hal penting. Lagi pula situasi dunia kerja yang akan dihadapinya nanti memerlukan persiapan untuk sadar betul akan jati dirinya, kesadaran atas kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, kebanggaan dan kepercayaan diri, serta kemampuan bernegosiasi dan mempengaruhi orang lain secara positif dan konstruktif.
Berdasarkan beberapa kajian, dikalangan remaja pendekati Peer Education atau Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dianggap metode pembelajaran yang tepat. Dasar pertimbangannya adalah kelompok remaja merupakan kelompok unik dalam masyarakat. Mereka cenderung lebih dekat dan lebih sering berbicara dengan aspek – aspek kepribadian tertentu dengan remaja lain yang sebaya, dari pada dengan orang tua atau gurunya.
Pendekatan PRS ini lebih menitik beratkan pada pembelajaran tidak resmi, dalam bentuk omong – omong antar remaja sebaya “ GOSIP “. Sedang guru dan orang tua diharapkan mendukung (sebagai motivator ) kegiatan tersebut. Palang Merah Indonesia mewadahi kegiatan tersebut, sebagai bagian terpadu dari kegiatan pembinaan remaja.
Berdasarkan permasalah yang sering terjadi di lingkungan remaja Palang Merah Indonesia mencoba membuat panduan beberapa permasalah yang dibuat dalam modul – modul


Modul I : Pengembangan potensi diri
1. Topik 1 : Tumbuh Kembang Remaja
2. Topik 2 : Pengembangan Potensi Diri
3. Topik 3 : Keputusan Yang Baik

Modul II : Norma sosial dan perilaku berisiko
1. Topik 1 : Norma Sosial
2. Topik 2 : Perilaku Berisiko

Modul III : Gender
1. Topik 1 : Sex dan Gender
2. Topik 2 : Peran Gender
3. Topik 3 : Ketidak adilan Gender
4. Topik 4 : Kebutuhan Praktis Dan Kebutuhan Strategis

Modul IV : Kesehatan Reproduksi
1. Topik 1 : Alat dan Fungsi Reproduksi
2. Topik 2 : Pacaran dan Senggama
3. Topik 3 : Kehamilan Dini dan Aborsi
4. Topik 4 : Infeksi Penyakit Seksual (IMS)
5. Topik 5 : Pengaturan Keluarga (KB)

Modul V : HIV/ AIDS
1. Topik 1 : Pengetahuan Dasar HIV/AIDS
2. Topik 21 : Bagaiman Mengetahui Seseorang Mengidap HIV atau AIDS
3. Topik 3 : Penularan HIV/AIDS
4. Topik 4 : Perlindungan Diri Terhadap Penderita HIV/AIDS
5. Topik 5 : Santunan terhadap Penderita HIV/AIDS

Modul VI : Masalah Kesehatan Lain
1. Topik 1 : Hepatitis – B
2. Topik 2 : Tubercolusis (TBC)

Modul VII : NAPZA
1. Topik 1 : Rokok
2. Topik 2 : Alkohol
3. Topik 3 : Penyalahgunaan Obat

Modul VIII : Pendidikan Remaja Sebaya
1. Topik 1 : Keluarga
2. Topik 2 : Teman Sebaya
3. Topik 3 : Pendidikan Remaja Sebaya
4. Topik 4 : Rujukan



PELAKSANAAN PELATIHAN REMAJA SEBAYA
A. Unit pelatihan
Pelatihan ini dilaksalakan dalam kelompok – kelompok remaja, jalannya pelatihan akan terlaksana dengan efektif jika masing – masing kelompok terdiri antara 10 – 20 peserta.
B. Peserta
Peserta Pelatihan adalah remaja berumur 15 – 25 tahun. Dalam satu kelompok kegiatan pelatihan sebaiknya dicakup remaja yang berusia sama atau berdekatan dan memiliki latar belakang yang sejenis.
C. Pelatihan
Pelatih atau Fasilitator yaitu orang yang telah mengikuti pelatihan fasilitator. Seyogyanya fasilitator terdiri dari 2 orang dengan komposisi pria dan wanita dan diusahakan fasilitator berasal dari orang dekatdan dikenal dekat oleh lingkungan para pelatihan.
D. Lama Pelatihan
Idealnya pelatihan ini dilaksanakan dalam waktu 4 hari, tiap hari 2 – 3 jam waktu disesuaikan dengan kondisi atau kesepakatan
E. Proses Pembelajaran
Proses Pembelajaran untuk masing masing modul dilaksanakan bebas, sesuai dengan kondisi lingkungan. materi pembelajaran dipilih dari topik – topik yang relevan dengan masalah – masah yang berkembang di lingkungan remaja tersebut.
1. Tahap 1
Pembahasan antara lain berupa :
a. Pemanasan melalui penerapan beberapa metode :
 Pengajuan pertanyaan – pertanyaan.§
 Diskusi§
 Telaah/ studi kasus§
 Drama/ simulasi§
 Curah pendapat§
 Permainan§
 Penugasan§
b. Diskusi kelompok maupun pleno untuk membahas materi berangkat dari isyu – isyu yang berkembang dalam pemanasan/ permainan

2. Tahap 2 : Penyimpulan materi bahasan
Penyimpulan materi dari hasil pemanasan maupun diskusi dengan merujuk kunci materi sebagai acuan utama serta dari masukan dan pendapat peserta yang berkembang selama proses pembahasan. Bila ada kasus atau permasalahan yang belum terpecahkan selama kegiatan pemanasan dapat dicatat untuk dikonsultasikan kepada nara sumber. Hasil dari nara sumber untuk selanjutnya disampaikan kepada peserta. Akhir dari penyimpulan dapat pula ditambah dengan pembentukan kesepakatan, yang nantinya digunakan sebagai acuan bagi aksi – aksi pelatih remaja sebaya dalam lingkungan tempat tinggal masing – masing.




Contoh : modul IV topik 2
Topik : PACARAN DAN SENGGAMA

Instruksikan agar peserta duduk melingkar. Bukalah suasana, Beri penjelasan, bahwa kita akan berbagi rasa tentang pengalaman kita masing – masing perihal pacaran.
Tanyakan kepada semua peserta satu persatu :

“ Siapa yang pernah pacaran ? “

Bagi yang menjawab pernah pernah, lanjutkan dengan pertanyaan :

“ Coba ceritakan, pengalaman anda yang paling berkesan selama pacaran ! “

Catat semua pendapat dengan sungguh – sungguh. Hindari sikap mengejek. Lalu lanjutkan :

“ Bila pacar anda berbuat ke hal – hal terlarang, misalnya meraba – raba bagian yang paling sensitif dari tubuh anda, apa yang anda lakukan ?”

Bisa dilanjutkan dengan pertanyaan, misalnya :

“ Bagaiman kalau diajak senggama ?”

Lanjutkan dengan pertanyaan lain :

“ Jadi menurut anda, bagaimana pacaran yang baik itu ?”

Kemudian isilah kuesener pacaran dibawah ini kemudian dibahas untuk setiap jawaban oleh masing – masing peserta.

“ BAGAIMANA PACARAN YANG SEHAT DAN AMAN ”

No Cara berpacaran Setuju Tidak
1.Kalau sudah sama – sama cinta, sebaiknya segera menikah
2.Pacaran diantara remaja adalah wajar
3.Pacaran dapat mendorong semangat belajar
4.Pacaran dibatasi pada kegiatan melakukan sentuhan
5.Sampai batas ciuman boleh dilakukan
6.Meraba - raba dan saling merangsang dibolehkan
7.Apa saja, asal tidak senggama masih boleh dilakukan
8Senggama dengan pacar, asal memakai kondom boleh dilakukan
9.Senggama dengan pacar, asal suka sama suka boleh
10.Dengan siapa saja, apa saja boleh, asal bertanggung jawab

Hasil jawaban diteliti kemudian dibahas bersama – sama
Lanjutkan dengan pertanyaan :

“ Dari pengetahuan ilmu biologi tentang alat dan fungsi reproduksi, kita dapat menyimpulkan bahwa kita manusia diberi kesiapan alat dan fungsi untuk melakukan senggama. Coba ada yang tahu, apa yang dimaksud dengan senggama itu ?”

kemudian lanjutkan dengan pertanyaan :

“ lalu sebenarnya senggama itu dilakukan untuk tujuan apa ?
“ Untuk mencapai tujuan tersebut, sebaiknya senggama dilakukan dengan siapa, dan kapan?

catat semua jawaban, jangan disebut salah atau benar .

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review